Di sebuah kampung pinggiran Yogyakarta, tepatnya di Dusun Karanganyar, rencana besar anak-anak muda membuat turnamen futsal gagal total.
Lapangan becek. Sponsor nggak jadi masuk.
Dan yang paling bikin sedih — wasitnya mendadak pindah kerja ke kota.
Tapi bukan anak kampung namanya kalau gampang menyerah.
Alih-alih membatalkan semua, mereka justru membuat ide gila:
bikin liga digital kampung lewat game-game ringan.
Dan pusatnya?
Satu situs yang tidak disangka-sangka: daftar Fomototo.
Dari Bola Nyata ke Jempol di Layar
Sigit, koordinator karang taruna setempat, bercerita:
“Waktu semua gagal, kami cuma pengen tetap ngumpul dan seru-seruan.
Lalu temenku nyaranin main game di Fomototo. Awalnya buat ngisi waktu.
Eh, malah jadi turnamen sendiri!”
Mereka buat sistem sederhana:
✔️ Setiap orang daftar Fomototo pakai nama panggilan kampung
✔️ Skor tertinggi di screenshot dan dikirim ke grup WhatsApp
✔️ Hadiahnya: kopi saset, gorengan, dan gengsi seminggu penuh
Kocak, Serius, dan Tetap Kompetitif
Jangan remehkan semangat mereka.
Walau hadiahnya sederhana, atmosfernya serius.
Ada sesi latihan, ada supporter, bahkan ada “komentator” yang live lewat status WA.
Dan lucunya, ibu-ibu ikut main juga.
“Aku daftar Fomototo karena penasaran anak-anak rame sendiri. Eh, malah seneng,” kata Bu Yayah, 47 tahun, sambil cekikikan.
Teknologi yang Merakyat
Banyak game online butuh spek tinggi dan kuota besar.
Tapi Fomototo ringan, bisa diakses dari HP apa aja, dan gak ribet daftar.
Itulah kenapa komunitas kecil seperti Karanganyar bisa mengadopsinya cepat.
Tak perlu Wi-Fi super cepat.
Cukup sinyal dua bar dan semangat gotong royong.
Penutup: Saat Gagal Jadi Awal dari Ide Gila
Gagal bikin turnamen futsal?
Tapi justru melahirkan liga digital kampung yang lebih seru dan meriah.
Dan semuanya dimulai dari satu langkah kecil:
daftar Fomototo.
Kadang, hiburan terbaik itu bukan yang paling mahal.
Tapi yang paling bisa menyatukan.
Dan dalam kasus ini…
Situs game sederhana jadi alat membangun kebersamaan luar biasa.